Mengenang Legenda Suzuki ST20: Kisah Truntung di Era 1970-1980-an

Mphnews Bicara soal kendaraan niaga, terutama pick up, tentu kita sering kali teringat dengan L300. Namun, jauh sebelum itu, ada satu pick up yang mencuri perhatian di era 1970-1980an, yaitu Suzuki ST20 yang akrab disapa sebagai Truntung. Dalam artikel ini, kita akan mengenang kejayaan pick up legendaris dari Negeri Sakura ini.

Sejarah Singkat
Truntung, julukan untuk Suzuki ST20, hadir dengan ciri khas suara mesin 2 taknya yang mengeluarkan melodi khas “Truntuuung tuungg tuunngg”. Suzuki meluncurkan varian pertamanya, ST10, sebelum kemudian memperkenalkan ST20 sebagai generasi kedua pick up mereka. ST20 mulai diproduksi di Jepang pada tahun 1976 dan masuk ke Indonesia dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1978. ST10 masuk ke Indonesia dalam versi CBU (Completely Built Up), sementara ST20 hadir dalam versi CKD (Completely Knock Down) yang dirakit di dalam negeri.

Meskipun masa eksistensinya hanya berlangsung selama 5 tahun, dari 1978 hingga 1983, Truntung berhasil mencuri hati penggemar kendaraan niaga di Indonesia sebelum digantikan oleh Suzuki ST100.

Desain Grill yang Unik
Jika kita melihat Truntung dari luar, desain grill-nya menjadi ciri khas yang mudah dikenali. Grill dibuat tanpa lubang, dengan garis vertikal memanjang sampai ke rumah lampu. Emblem bertuliskan Suzuki yang ditempatkan di atas grill menambah kesan klasik pada tampilan depannya.

Desain Lampu yang Memukau
Lampu bulat pada Truntung mengusung desain khas pick up Jepang produksi awal. Lampu sein ditempatkan di bumper, dengan tambahan lampu sein di samping bodi untuk memberikan sinyal lebih jelas. Detail menarik lainnya adalah saluran udara pada bagian yang dapat dibuka dan ditutup dari dalam kabin, menunjukkan perhatian pada detail fungsionalitas.

Harga yang Ramah di Kantong
Meskipun berstatus sebagai kendaraan niaga, harga Truntung tergolong ramah di kantong. Varian Ravi tanpa bak dijual dengan harga sekitar 1,781,000 Rupee Pakistan atau sekitar Rp 96,8 jutaan. Sementara versi dengan bak memiliki harga sekitar 1,856,000 Rupee Pakistan atau sekitar Rp 100,9 jutaan. Untuk varian minibus, Bolan, dibanderol dengan harga 1,940,000 Rupee Pakistan atau sekitar Rp 105,5 jutaan, sementara versi blindvan hanya memerlukan tambahan 4000 Rupee Pakistan atau sekitar Rp 217,6 ribu saja.

Mengenang Truntung, Suzuki ST20, membawa kita pada era keemasan pick up di tahun 1970-1980an. Meskipun masa eksistensinya relatif singkat, pengaruhnya dalam dunia kendaraan niaga di Indonesia tetap tak terlupakan. Desain yang khas, suara mesin yang menggetarkan, dan harganya yang bersahabat membuat Truntung tetap menjadi kenangan indah bagi para pecinta otomotif di Tanah Air.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *