Mphnews – Dalam ranah kemanusiaan, tidak peduli dari latar belakang suku, golongan, atau agama mana seseorang berasal, Semua pasti dapat dengan cepat menilai siapa yang melampaui batas kemanusiaan, kecuali dari sudut pandang individu yang sudah dipenuhi oleh kebencian terhadap salah satu pihak yang terlibat dalam pertikaian. Hal yang sama berlaku untuk konflik di Jalur Gaza saat ini, di mana berbagai aktivis telah bersuara mendukung Palestina, dan salah satunya adalah Greta Thunberg, yang diakui oleh berbagai media internasional sebagai remaja putri yang menginspirasi dunia, bersanding dengan Emma Gonzalez dan Malala Yousafzai. Greta Thunberg, aktivis lingkungan yang lahir di Swedia pada tahun 2003, baru-baru ini menyatakan dukungannya terhadap rakyat Palestina selama konflik di Gaza. Dalam pidatonya di sebuah acara lingkungan di Amsterdam, Belanda, Thunberg menyoroti pentingnya gencatan senjata segera dan keadilan bagi warga Palestina. Namun, pidatonya diganggu oleh seorang pria yang menganggapnya sebagai upaya politis. Pria tersebut naik ke atas panggung dan merebut mikrofon dari tangan Thunberg. Tindakan ini menciptakan protes dari pendukung Israel yang menuduh Thunberg mencoba mempolitisasi acara tersebut. Meskipun dihadapkan dengan gangguan tersebut, Thunberg tetap teguh dalam menyuarakan dukungannya terhadap Palestina. Melalui media sosial, dia menyampaikan solidaritasnya kepada warga Palestina yang terdampak konflik di Gaza. Tindakan Thunberg mendapatkan perhatian luas dari publik. Dia dianggap sebagai salah satu tokoh dunia yang mampu menggunakan pengaruhnya untuk memperjuangkan isu-isu global, termasuk isu Palestina. Meskipun masih muda, Thunberg telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda, untuk turut serta dalam pergerakan lingkungan dan menyuarakan isu-isu penting di dunia ini. Namun, dukungan Thunberg terhadap Palestina juga menimbulkan kontroversi. Beberapa pendukung Israel tidak setuju dengan pandangannya dan mengkritiknya karena dianggap tidak memahami situasi secara menyeluruh. Ini menunjukkan bahwa isu Palestina tetap menjadi perdebatan dan polarisasi yang kompleks di arena internasional. Walaupun dihadapkan dengan gangguan dan kritik, Greta Thunberg tidak menyerah dalam berbicara tentang isu-isu yang dianggapnya penting. Dia terus berjuang untuk menciptakan perubahan dan mendorong dunia untuk bertindak dalam mengatasi krisis iklim dan ketidakadilan sosial.