KECENDERUNGAN MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN ANTIBIOTIK KETIKA MENGALAMI GANGGUAN RINGAN 

 

M. Fahmi Izzul Haq, Ika Arifianti
Universitas Pekalongan

Abstrak
Artikel ini mengulas tentang “Kecenderungan Masyarakat Dalam Pemakaian Antibiottik Ketika Mengalami Gangguan Ringan Pada Kesehatan”. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui definisi dari antibiotik, penggunaan antibiotik, tujuan penggunaan antibiotik, penyakit yang diindikasikan pengobatan menggunakan antibiotik, dan dampak penggunaan antibiotik apabila tidak terkontrol.
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhannya, sehingga membantu tubuh untuk melawan infeksi. Antibiotik memiliki beberapa jenis sesuai tujuan terapinya, tetapi kebanyakan masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi antibiotik ketika mengalami gangguan ringan pada kesehatannya. Padahal tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan antibiotik.
Kata Kunci : antibiotik, kesehatan, kebiasaan

Pendahuluan
Hampir seluruh masyarakat Indonesia pasti sudah sangat familiar dengan yang namanya obat, dan yang pasti sudah banyak yang mengonsumsi obat. Biasanya obat dikonsumsi ketika sesorang mengalami sedikit gangguan pada sistem di tubuuhnya, entah itu pusing, mual, muntah, batuk. Flu, atau bahkan sampai menderita penyakit kronis.

Namun sebelumnya kita perlu mengetahui apakah obat itu? Bagaimana cara penggunaan obat yang baik? Dan apa dampak yang terjadi apabila kita mengonsumsi obat terssebut?. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, obat adalah suatu bahan yang dapat mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit. Yang dapat berupa bahan kimia atau sebagainya.
Menurut pengertiannya, obat merupakan suatu benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat atau menyembuhkan penyakit, membebaskan seseorang dari gejala penyakit atau mengubah proses kimia di dalam tubuh. Dijabarkan lebih luas bahwa obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk menetapkan diagonis, mencegah, mengurangi, menyembuhkan, menghilangkan penyakit atau gejala penyakit, luka dan kelainan, entah itu yang bersifat fisik maupun psikis. Obat dapat memiliki manfaat yang baik bagi tubuh apabila dikonsumsi dengan baik, dan sebaliknya apabila dalam mengonsumsi obat tidak sesuai dengan ketentuan atau aturan pemakaian, maka akan menjadi racun yang berbahaya.

Didalam sediaan obat, terdapat beberapa jenis bentuk sediaan, seperti sediaan solid (padat), sediaan semi solid (setengah padat), dan sediaan liquid (sediaan cair). Sediaan padat adalah obat yang memiliki bentuk padat, kering, dan kompak, serta mengandung satu atau lebih zat aktif yang tercampur homogen. Beberapa contoh sediaan padat adalah tablet, kapsul, serbuk, pil, supositoria, dan ovula.

Sediaan semi padat adalah bentuk sediaan dengan konsistensi semipadat (setengah padat) yang digunakan untuk pemakaian luar, diaplikasikan pada kulit (kulit sehat, sakit atau terluka) atau membran mukosa (mulut, hidung, mata, rektal, vaginal), biasanya tapi tidak selalu mengandung bahan obat atau zat aktif
Sediaan liquid atau larutan adalah sediaan obat berbentuk cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut dalam air atau campuran air dengan pelarut pendukung. Sediaan liquid dapat diberikan secara oral (dikonsumsi melalui mulut).

Obat memiliki beberapa khasiat, seperti sebagai antihistamin, analgesik, anti inflamasi, antipiretik, diuretik, antihiperlipidemia, antiglukemia, antibiotik dan lain-lain.

Sementara itu banyak terjadi sebuah fenomena bahwa sebagian masyarakat ketika mengalami sebuah gangguan pada tubuhnya, maka sebagian orang langsung mengonsumsi sebuah antibiotik, padahal bisa saja orang tesebut tidak mengetahui khasiat atau bahkan aturan penggunaan antibiotik tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
pengertian antibiotik
tujuan penggunaan antibiotik
jenis-jenis golongan antibiotik
penyakit yang membutuhkan pemakaian antibiotik
cara penggunaan antibiotik yang benar

Pembahasan
Penyakit ringan adalah kondisi kesehatan yang biasanya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu singkat tanpa memerlukan perawatan medis yang intensif. Penyakit ini biasanya memiliki gejala yang tidak terlalu parah dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari secara signifikan. Contoh penyakit ringan antara lain, flu, pusing, sakit kepala, batuk, luka ringan, perut kembung, dan lain-lain. Namun kebanyakan masyarakat mengonsumsi antibiotik untuk mengobati penyakit terebut.

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhannya, sehingga membantu tubuh untuk melawan infeksi. Ada berbagai jenis antibiotik yang dapat digunakan untuk menangani berbagai jenis infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, infeksi kulit, dan lain-lain.

Namun, antibiotik hanya efektif untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, bukan infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu atau pilek.

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau berlebihan dapat menyebabkan resistensi antibiotik, di mana bakteri menjadi kebal terhadap efek obat tersebut. Oleh karena itu, antibiotik harus digunakan sesuai dengan resep dokter.

Berikut adalah beberapa golongan antibiotik beserta khasiat atau kegunaannya dalam mengobati berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri:

1. Golongan Beta-laktam
Khasiat: Golongan antibiotik ini menghambat pembentukan dinding sel bakteri, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bakteri.
Penisilin:

Penyakit: Infeksi saluran pernapasan (misalnya pneumonia), infeksi kulit, infeksi telinga, infeksi saluran kemih.
Kefalosporin:

Penyakit: Infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, infeksi meningitis.
Karbapenem:
Penyakit: Infeksi saluran kemih, pneumonia, infeksi intra-abdominal, infeksi darah.
Monobaktam:
Penyakit: Infeksi saluran kemih, infeksi pernapasan, infeksi kulit.
2. Golongan Tetrasiklin
Khasiat: Menghambat sintesis protein bakteri, sehingga mencegah pertumbuhannya.
Doksisiklin:
Penyakit: Penyakit menular seksual (gonore, klamidia), infeksi saluran pernapasan, jerawat (acne vulgaris), malaria.
Tetrasiklin:

Penyakit: Infeksi saluran pernapasan, penyakit Lyme, kolera, infeksi kulit.
3. Golongan Makrolida
Khasiat: Menghambat sintesis protein bakteri, efektif terhadap bakteri yang lebih sensitive terhadap obat ini.
Azitromisin:
Penyakit: Infeksi saluran pernapasan (seperti bronkitis, pneumonia), infeksi telinga, klamidia, gonore, infeksi kulit.
Eritromisin:
Penyakit: Infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, sifilis, radang tenggorokan.
4. Golongan Aminoglikosida
Khasiat: Menghambat sintesis protein bakteri dan efektif terhadap infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri gram negatif.
Gentamisin:
Penyakit: Infeksi saluran kemih, infeksi darah (sepsis), infeksi pernapasan, infeksi kulit.
Amikasin:
Penyakit: Infeksi berat pada saluran pernapasan, infeksi darah, infeksi saluran kemih.
5. Golongan Fluoroquinolon
Khasiat: Menghambat enzim yang diperlukan untuk replikasi DNA bakteri, efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif.
Ciprofloxacin:
Penyakit: Infeksi saluran kemih, infeksi saluran pencernaan, pneumonia, infeksi kulit, infeksi tulang dan sendi.
Levofloxacin:
Penyakit: Infeksi saluran pernapasan, infeksi ginjal, infeksi kulit, infeksi darah.
6. Golongan Sulfonamid
Khasiat: Menghambat sintesis asam folat yang dibutuhkan bakteri untuk berkembang biak.
Sulfametoksazol + Trimethoprim (Bactrim, Septra):
Penyakit: Infeksi saluran kemih, pneumonia, diare akibat bakteri, infeksi saluran pernapasan atas.
7. Golongan Glikopeptida
Khasiat: Menghambat pembentukan dinding sel bakteri dan efektif terhadap bakteri gram positif, terutama yang resisten terhadap antibiotik lain.
Vancomisin:
Penyakit: Infeksi oleh bakteri gram positif (termasuk MRSA – Methicillin-resistant Staphylococcus aureus), infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit.
8. Golongan Lincosamid
Khasiat: Menghambat sintesis protein bakteri, terutama efektif terhadap bakteri gram positif.
Klindamisin:
Penyakit: Infeksi kulit, abses gigi, infeksi saluran pernapasan, infeksi tulang dan sendi, infeksi vagina.
9. Golongan Polipeptida
Khasiat: Bekerja dengan cara merusak membran sel bakteri.
Polimiksin B:
Penyakit: Infeksi kulit, infeksi mata, infeksi saluran pencernaan.
Kolistimethat:
Penyakit: Infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, terutama pada pasien dengan resistensi tinggi terhadap antibiotik lain.

10. Golongan Oxazolidinone
Khasiat: Menghambat sintesis protein bakteri dengan cara yang berbeda dari antibiotik lainnya.
Linezolid:
Penyakit: Infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri gram positif, termasuk MRSA dan infeksi yang resisten terhadap antibiotik lain.

11. Golongan Nitromidazol
Khasiat: Menghambat sintesis DNA bakteri dan efektif terhadap bakteri anaerob serta beberapa parasit.
Metronidazol:

Penyakit: Infeksi saluran pencernaan (seperti amebiasis, giardiasis), infeksi vagina (trikomoniasis), infeksi anaerob.
12. Golongan Rifampisin
Khasiat: Menghambat sintesis RNA bakteri, sering digunakan dalam kombinasi dengan antibiotik lain untuk mengatasi bakteri yang sulit diobati.
Rifampisin:
Penyakit: Tuberkulosis, infeksi bakteri tahan obat (misalnya, Staphylococcus aureus).

Setiap golongan antibiotik memiliki spektrum aktivitas yang berbeda, yang berarti efektif untuk jenis bakteri tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan antibiotik sesuai dengan jenis infeksi dan rekomendasi dokter untuk mencegah resistensi antibiotik.
Penggunaan antibiotik secara berlebihan (overuse) dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, baik untuk individu yang mengonsumsinya maupun untuk masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat terjadi akibat penggunaan antibiotik yang berlebihan,

1. Resistensi Antibiotik
Penyebab utama resistensi antibiotik: Penggunaan antibiotik yang tidak tepat, baik itu dosis yang terlalu tinggi, durasi yang terlalu panjang, atau penggunaannya untuk infeksi yang tidak memerlukan antibiotik (seperti infeksi virus).
Dampak: Bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik, yang berarti antibiotik yang sebelumnya efektif menjadi tidak bekerja lagi. Ini membuat infeksi bakteri semakin sulit diobati.

Contoh: Bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Carbapenem-resistant Enterobacteriaceae (CRE), dan tuberkulosis yang resisten terhadap obat.
2. Infeksi Berulang atau Superinfeksi
Penyebab: Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota tubuh (flora normal), memusnahkan bakteri baik yang ada di dalam tubuh, dan memberi ruang bagi bakteri patogen atau bakteri yang resisten untuk berkembang.
Dampak: Hal ini dapat menyebabkan infeksi baru yang lebih sulit diobati, seperti infeksi jamur atau bakteri yang resisten terhadap banyak obat (superinfeksi).
Contoh: Infeksi jamur Candida di saluran pencernaan atau saluran kemih.
3. Efek Samping Obat
Penyebab: Setiap antibiotik memiliki potensi efek samping yang berbeda, dan penggunaan berlebihan meningkatkan risiko munculnya efek samping tersebut.
Dampak: Efek samping yang dapat terjadi meliputi gangguan pencernaan (misalnya diare, mual), reaksi alergi (misalnya ruam kulit, sesak napas), kerusakan ginjal atau hati, dan penurunan jumlah sel darah putih yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Contoh: Reaksi alergi parah pada antibiotik jenis penisilin atau sulfonamid.
4. Gangguan Fungsi Imun
Penyebab: Penggunaan antibiotik secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri patogen dalam tubuh, yang pada gilirannya memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Dampak: Kekebalan tubuh bisa menjadi lebih lemah atau kurang responsif terhadap infeksi lainnya. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi di masa depan.
5. Pemborosan Sumber Daya Kesehatan
Penyebab: Penggunaan antibiotik yang berlebihan juga dapat menyebabkan pemborosan sumber daya medis dan meningkatkan biaya pengobatan.
Dampak: Biaya pengobatan yang lebih tinggi untuk mengatasi infeksi yang lebih sulit diobati, termasuk biaya rawat inap rumah sakit, obat-obatan lebih kuat yang lebih mahal, dan prosedur medis lainnya.
6. Penurunan Efektivitas Pengobatan di Masa Depan
Penyebab: Jika antibiotik digunakan secara berlebihan, obat yang lebih kuat dan lebih canggih mungkin tidak akan efektif saat dibutuhkan untuk infeksi yang lebih serius di masa depan.
Dampak: Jika resistensi antibiotik meluas, dokter mungkin kesulitan menemukan pengobatan yang efektif, sehingga dapat menyebabkan peningkatan angka kematian atau morbiditas akibat infeksi bakteri.
7. Penularan Infeksi yang Lebih Luas
Penyebab: Resistensi antibiotik yang berkembang akibat penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan bakteri patogen menjadi lebih mudah menular antar individu atau bahkan komunitas.
Dampak: Infeksi yang lebih sulit diobati dapat menyebar dengan cepat, meningkatkan prevalensi infeksi yang resisten terhadap obat di masyarakat.
Pencegahan dan Pengelolaan Penggunaan Antibiotik
Untuk mencegah dampak negatif penggunaan antibiotik yang berlebihan, penting untuk:
Menggunakan antibiotik hanya ketika diperlukan dan sesuai dengan resep dokter.
Menyelesaikan seluruh durasi pengobatan antibiotik yang diberikan, meskipun gejala sudah membaik.
Tidak mengonsumsi antibiotik yang diresepkan untuk orang lain atau untuk kondisi yang tidak memerlukan antibiotik.
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat.
Dengan pengelolaan yang hati-hati, kita dapat mengurangi dampak buruk penggunaan antibiotik yang berlebihan dan melindungi efektivitas obat-obatan ini di masa depan.
Antibiotik tidak cocok digunakan untuk penyakit ringan yang tidak disebabkan oleh infeksi bakteri, karena antibiotik hanya efektif untuk mengobati infeksi bakteri, bukan infeksi virus, jamur, atau penyebab penyakit lainnya. Penggunaan antibiotik untuk penyakit ringan yang tidak membutuhkan antibiotik justru dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti resistensi antibiotik, efek samping, dan gangguan keseimbangan mikroba tubuh.
Antibiotik tidak efektif melawan infeksi virus, seperti flu, pilek, atau radang tenggorokan akibat virus. Untuk kondisi ini, pengobatan biasanya bersifat simtomatik, seperti istirahat, minum banyak cairan, dan obat penurun demam atau pereda nyeri (seperti parasetamol atau ibuprofen)

Kesimpulan
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhannya, sehingga membantu tubuh untuk melawan infeksi. Ada berbagai jenis antibiotik yang dapat digunakan untuk menangani berbagai jenis infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, infeksi kulit, dan lain-lain.
Setiap golongan antibiotik memiliki spektrum aktivitas yang berbeda, yang berarti efektif untuk jenis bakteri tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan antibiotik sesuai dengan jenis infeksi dan rekomendasi dokter untuk mencegah resistensi antibiotik.
Penggunaan antibiotik secara berlebihan (overuse) dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, baik untuk individu yang mengonsumsinya maupun untuk masyarakat secara keseluruhan. Antibiotik tidak efektif melawan infeksi virus, seperti flu, pilek, atau radang tenggorokan akibat virus

Daftar Pustaka
Anief. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta. UGM Press
Ansel. 2015. Pedoman Bentuk Sediaan Farmasi. Buku Kedokteran EGC
Depkes. RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia
Depkes. RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia
Depkes. RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia
Depkes. RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia
https://halosehat.com/istilah-medis/istilah-medis-o/obat
​ https://unair.ac.id/pengetahuan-sikap-dan-perilaku-dalam-penggunaan-dan-pembuangan-antibiotik-pada-masyarakat-indonesia/
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7698825/ketahui-7-golongan-antibiotik-dan-masing-masing-fungsinya

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-antibiotik#mcetoc_1hnai9aqd6v

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *