Hukum  

Devil’s Advocate: Peran Pengganggu yang Justru Menyelamatkan Keputusan Besar

Mphnews – Devil’s Advocate adalah peran seseorang yang secara sengaja mengambil posisi berlawanan dalam sebuah diskusi untuk menguji kekuatan ide atau keputusan. Meski sering dianggap sebagai sosok yang suka membantah, sebenarnya peran ini bertujuan menjaga objektivitas dan mencegah keputusan dibuat secara terburu-buru atau bias. Konsep ini berasal dari tradisi Gereja Katolik, ketika seorang “penantang” ditugaskan mencari celah sebelum seseorang diangkat menjadi santo.
Dalam organisasi modern, peran Devil’s Advocate penting untuk mencegah groupthink, yaitu kecenderungan tim mengikuti pendapat mayoritas demi menjaga keharmonisan. Dengan hadirnya suara kritis, diskusi menjadi lebih seimbang dan terbuka terhadap perspektif baru. Pertanyaan menantang dapat mengungkap risiko yang tidak terlihat dan membuat keputusan lebih matang.
Banyak perusahaan besar menerapkan mekanisme ini sebagai bagian dari proses pengembangan ide. Google, Amazon, dan Toyota, misalnya, mendorong karyawan untuk mengkritisi keputusan tim agar ide yang dihasilkan benar-benar telah diuji dari berbagai sisi. Pendekatan ini juga meningkatkan kreativitas, sebab kritik yang tepat dapat memicu munculnya solusi inovatif.
Dalam kehidupan sehari-hari, peran ini sering ditemukan. Saat seseorang berencana memulai usaha dan temannya mempertanyakan persaingan atau lokasi, itu bukan untuk menjatuhkan, tetapi membantu melihat risiko yang mungkin terlewat. Bentuk sederhana dari Devil’s Advocate justru membantu seseorang membuat keputusan lebih bijak.
Namun, peran ini harus dijalankan dengan cara yang tepat: menyerang ide, bukan orangnya. Kritik harus berbasis data, logika, dan disampaikan dengan tujuan memperkuat gagasan, bukan mematahkan. Devil’s Advocate juga idealnya menawarkan alternatif agar diskusi tetap konstruktif.
Tanpa peran ini, organisasi dan individu berpotensi terseret keputusan yang salah akibat asumsi keliru, optimisme berlebihan, atau tekanan sosial. Karena itu, meski sering terlihat “mengganggu”, Devil’s Advocate justru menjadi pendorong kualitas keputusan dan inovasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *