Mphnews, Jakarta – Kepala Riset Colliers, Ferry Salanto, mengungkapkan bahwa nasib pasar properti tidak ditentukan oleh pemilihan umum. Meskipun demikian, menurutnya, pemilihan umum memiliki potensi untuk mempengaruhi sentimen investor secara keseluruhan. “Diharapkan setelah pemilihan umum, para pembeli properti akan kembali aktif dan menghidupkan kembali pasar,” ujar Ferry dalam pernyataan tertulisnya pada Senin (27/11/2023). Dalam tahun politik seperti ini, kecenderungan investor properti adalah untuk menunda keputusan bisnis. Astra Property berharap adanya dampak positif dari insentif PPN DTP untuk properti. Bank Indonesia juga mencatat bahwa harga properti residensial pada Kuartal III 2023 terindikasi meningkat. Fokus ke sektor properti perkantoran, Ferry mengungkapkan bahwa kekhawatiran umum terhadap potensi ketidakstabilan politik tidak terlalu berpengaruh pada sektor ini. Bagi pemilik atau pengembang properti perkantoran, kekhawatiran terbesar adalah kemungkinan adanya perubahan regulasi akibat hasil pemilu. Terutama, mereka khawatir terhadap perubahan regulasi terkait proyek konstruksi yang sedang berlangsung.
Sementara itu, di sektor properti industri, investor dan perusahaan berusaha mempercepat penyelesaian proyek-proyek yang ada sebelum pemilihan umum. Terutama jika proyek tersebut melibatkan kerjasama dengan pemerintah, bisnis cenderung mengambil pendekatan wait and see.
Di properti ritel, iklim politik dapat memengaruhi keputusan strategis pemain baru di pasar ritel. Terutama bagi retailer asing, mereka khawatir terhadap potensi perubahan regulasi.
Untuk properti hotel, sebagian besar pelaku bisnis berharap pemilihan umum selesai dalam satu putaran. Dengan demikian, industri hotel dapat lebih fokus pada pasar bisnis lain yang memberikan kontribusi pendapatan yang lebih signifikan.
Namun, jika melihat kondisi beberapa tahun terakhir, pasar hunian untuk ekspatriat umumnya tidak langsung terpengaruh oleh pemilihan umum.