Dari “Googling” ke “Pencarian Sosial” Mark Shmulik, analis internet di Bernstein Research, menyatakan bahwa audiens yang lebih muda kini beralih ke platform lain untuk mencari informasi. “Selamat tinggal Google. Audiens yang lebih muda melakukan ‘pencarian’, bukan ‘googling’,” ujar Shmulik, seperti dilansir Business Insider.
- 45% Gen Z cenderung menggunakan “pencarian sosial” di TikTok atau Instagram
- 35% generasi millennial melakukan hal serupa
- 20% Gen X mengikuti tren ini
- Hanya 10% generasi Boomers yang mencari di platform sosial
Data ini mengindikasikan bahwa semakin muda generasinya, semakin tinggi kecenderungan untuk mengandalkan media sosial sebagai mesin pencari utama. Ada beberapa faktor yang mendorong Gen Z beralih dari Google:
Mengapa Gen Z Meninggalkan Google?
Platform Khusus yang Spesifik Gen Z tidak sekadar mencari informasi, tapi menginginkan konten yang menarik dan relevan.
Media Sosial sebagai Peramban TikTok, misalnya, telah berevolusi menjadi platform peramban.
Selain persaingan dengan platform media sosial, Google juga menghadapi tantangan dari perkembangan AI generatif seperti ChatGPT.
Chatbot yang semakin banyak digunakan dalam aplikasi dan situs web menawarkan jawaban yang dipersonalisasi sesuai pertanyaan pengguna. Kemampuan memberikan informasi yang disesuaikan dan langsung ini menjadi area di mana Google masih berjuang, terutama dengan modelnya yang penuh iklan.
Seiring perkembangan teknologi AI, supremasi Google di pasar mesin pencarian mungkin akan semakin terancam. Meski demikian, masih perlu dilihat bagaimana Google akan beradaptasi menghadapi perubahan preferensi pengguna ini di masa depan.












