Prewedding di Bromo: Momen Bahagia yang Merugikan

Mphnews – Prewedding biasanya dilakukan dengan tujuan mengabadikan momen-momen bahagia menjelang pernikahan pasangan. Namun, kadang-kadang momen ini dapat berubah menjadi bencana yang merugikan orang lain. Seperti yang terjadi pada sebuah prewedding di Bromo yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Pada momen tersebut, pasangan yang tengah melakukan sesi foto prewedding memutuskan untuk menyalakan flare, yang sayangnya malah menjadi penyebab terbakarnya bukit sabana di Bromo, yang dikenal sebagai Bukti Teletubbies. Kebakaran ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga berdampak buruk pada sumber air di sekitarnya.

Dampak dari kebakaran ini lebih luas dari yang awalnya diperkirakan. Api dari kebakaran ini mengakibatkan rusaknya pipa PVC yang mengalirkan air dari dua sumber air utama, yaitu Gunung Watangan dan Bukit Savana Gunung Bromo. Akibatnya, enam desa di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, yaitu Ngadirejo, Wonokerto, Ngadas, Jetak, Wonotoro, dan Ngadisari, mengalami kekurangan air bersih.

Warga desa tersebut kini harus mengandalkan pasokan air dari desa tetangga dan membeli air dari beberapa sumber milik desa. Situasi ini telah memberikan beban tambahan pada warga desa yang sudah kesulitan akibat kebakaran yang terjadi akibat prewedding tersebut.

Sumber air adalah kebutuhan vital dalam kehidupan sehari-hari, digunakan untuk minum, memasak, dan kebersihan. Oleh karena itu, warga sangat berharap bahwa kondisi ini segera membaik dan mereka dapat melewati musibah ini dengan cepat.

Untuk memadamkan kebakaran, upaya terus dilakukan dengan bantuan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang melakukan water bombing. Kebakaran ini sempat berlangsung selama berhari-hari, bahkan mencapai hari keenam sebelum akhirnya berhasil dipadamkan.

Meskipun api telah berhasil dipadamkan, polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus ini.

Pihak berwenang telah menetapkan Andrie Wibowo Eka Wardhana, yang merupakan wedding organizer (WO), sebagai tersangka dalam kejadian ini. Dia terancam hukuman penjara selama 5 tahun. Sementara itu, calon pengantin yang terlibat dalam kejadian ini hanya dikenakan wajib lapor, meskipun sebelumnya sempat diamankan. Sangat disayangkan bahwa saat savana Bromo terbakar, pasangan calon pengantin dan WO tersebut tetap terlihat santai tanpa memedulikan kebakaran yang telah mereka sebabkan.

Akibat peristiwa ini, ratusan orang dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, TNI, Polri, BPBD, dan warga setempat turun langsung untuk membantu memadamkan api. Warga merasa sedih karena keindahan savana Bromo merupakan salah satu sumber ekonomi bagi masyarakat Tengger, yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber penghasilan. Mereka juga khawatir bahwa kejadian seperti ini dapat mengurangi jumlah wisatawan yang datang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *