8 Resiko Yang Dialami Seorang Wartawan

Mphnews.id-Batang- Seorang Wartawan fi dalam melaksanakan tugasnya ,tentunya di bekali dengan Surat tugas dan Kartu pengenal dari media masing-masing dan dituntut menjalankan sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik dan UU pers no 40 tahun 1999

Delapan resiko yang bisa dialami oleh Seorang Wartawan antara lain :

  1. Wartawan kental dengan resiko ancaman,kecelakaan,penculikan dan bahaya lainnya saat melakukan tugas liputan di tempat yang sedang terjadi kerusuhan atau bencana alam,tentunya kita harus siap menghadapi hal-hal yang tidak terduga,termasuk kematian,nyatanya bukan hanya tentara yang rela mati bagi Negara,Media/wartawan juga banyak yang celaka dan meninggal karena saat mengejar informasi berita ataupun saat akan atau juga setelah memberitakan.

2.Bekerja dalam industri yang bersifat menuntut,bukan seperti di kantor dengan jam kerja yang pasti,sebagai media/wartawan kita akan di tuntut selalu siap dan siaga,kapanpun,dimanapun,apapun yang kita lakukan dan bagaimanapun kondisinya,semua itu terkadang banyak ditinggalkan demi mendapatkan berita eksklusif dari tempat kejadian langsung,media/wartawan itu bekerja pada industri yang sifatnya menuntut,menuntut waktu,kecepatan dan pastinya tenaga.

3.Jarang menemukan yang namanya akhir pekan.
Sebagai media/wartawan,akhir pekan bisa jadi bukanlah sebuah akhir pekan,karena harus selalu siaga dan siap meliput bahkan di akhir pekan,walau kelihatannya hal ini melelahkan,tapi kita yang sudah passion,pasti justru senang harus terus bekerja,bahkan di akhir pekan sekalipun.

4.Yang namanya media/wartawan terkadang juga harus siap di musuhi dan punya banyak musuh.
Karena pekerjaan media/wartawan adalah memberitakan,maka pastinya bukan hanya berita yang baik-baik saja,berita buruk pun pasti akan kita temukan,terlebih yang berkaitan dengan sebuah kasus,hal ini memicu adanya pro kontra dari berbagai macam pihak yang membaca ataupun mendengarkan berita yang kita sampaikan,dari situ kita bakal banyak musuh yang merasa tidak setuju dengan apa yang kita tulis atau kita beritakan.

5.Media/wartawan juga akrab dengan namanya stress apalagi deadline.
Media/wartawan itu selalu berada dalam naunan deadline tiada henti,tekanan macam ini pastilah bikin stres dan sebal setengah mati,kalau ada kejadian yang harus saat itu juga harus di liput,media/wartawan tempat kita bekerja pasti berlomba dengan kecepatan untuk jadi media pertama yang menerbitkannya,di saat inilah kita akan akrab banget sama yang namanya stres.

6.Jadwal acara yang tidak menentu,jangan sampai kaget.
Sebagai media/wartawan kita dituntut untuk selalu siap siaga,janjian dengan teman bisa jadi hal yang mustahil kalau ternyata saat itu ada kejadian yang harus kita liput,jadwal kita tidak akan menentu dalam sehari,kita akan terkejut sendiri dengan selalu berubahnya jadwal yang telah kita rencanakan dari awal.

7.Media/wartawan juga harus flexibel berpinda-pindah jika ada kejadian.
Buat kita yang tidak betah atau tidak bisa bekerja dengan tempat yang berbeda setiap harinya,media/wartawan sepertinya bukan pekerjaan yang cocok untuk kita,pencari berita manuntut kita fleksibel,aktif dan tanggap dimanapun,kapanpun harus meliput,kita harus siap dalam bagaimanapun kondisinya,dan juga kita harus segera menuliskan berita tersebut dengan kecepatan secepat yang kita bisa.

8.Penolakan itu hal yang biasa bagi seorang media/wartawan,namun kita perlu cara untuk mengakalinya.


Semua berita yang berhubungan dengan narasumber saat inilah kita akan akrab dengan penolakan-penolakan yang tidak bisa kita paksa,kita harus memutar otak dan mencari narasumber lainnya untuk menghasilkan berita yang terpercaya dan akurat,sebagai media/wartawan,kita harus kebal dengan penolakan ini.

Kalau sudah mengetahui semua resiko ini kita masih tetap ingin jadi media/wartawan,maka jangan berhenti di tengah jalan,terus kejarlah berita2 langsung dari tempat kejadian,jadilah Media/wartawan yang bonafit yang bukan hanya modal suara tapi juga pengetahuan,buatlah Negeri ini lebih berbobot dengan menyebarkan berita yang butuh diketahui semua orang,bukan hanya didengar saja.


Para media/wartawan di Indonesia agar jangan takut mengungkap kebenaran dengan menyampaikan secara benar dan profesional di medianya masing-masing.
Nilai kebenaran yang disampaikan Media-wartawan menjadi kekuatan bagi masyarakat yang merindukan keadilan di tegakkan di Negeri tercinta ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *