Mphnews – Lesunya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah pedalaman dan perkotaan selama beberapa bulan terakhir. Meskipun jumlah penduduk tidak berubah secara signifikan, pembeli tampaknya enggan berbelanja, menyebabkan bisnis UMKM merosot.
Salah satu faktor penyebabnya adalah munculnya TiktokShop dan platform e-commerce lainnya yang sangat populer saat ini. Banyak artis juga terjun ke dunia TiktokShop karena mereka menyadari potensi keuntungan besar yang bisa mereka dapatkan dari berjualan di sana. Mereka membawa penggemar mereka ke platform tersebut, dan algoritma TiktokShop cenderung mendukung mereka yang memiliki banyak pengikut, sementara UMKM yang kurang dikenal kesulitan bersaing.
Hal yang serupa terjadi di masa lalu di platform seperti YouTube, di mana artis mendapatkan perlakuan khusus dan akhirnya mendominasi pasar, membuat pembeli beralih untuk membeli produk mereka. Ini berdampak buruk bagi UMKM yang harus bersaing dalam lingkungan yang sangat kompetitif.
Selain itu, para artis tersebut biasanya tinggal di wilayah Jabodetabek, dan uang yang mereka hasilkan dari penjualan produk mereka di platform ini cenderung mengalir ke Jakarta dan sekitarnya. Hal ini memperburuk kondisi perekonomian di daerah lainnya, karena uang tidak mengalir kembali ke komunitas lokal.
Ketika perekonomian daerah tidak mendapatkan dukungan yang cukup, ini bisa menyebabkan efek berantai yang merugikan dan akhirnya berujung pada krisis ekonomi di daerah tersebut. Oleh karena itu, pembaca bersyukur bahwa pemerintah melarang TiktokShop, meskipun langkah ini mungkin tidak sepenuhnya memulihkan ekonomi daerah, setidaknya merupakan langkah positif menuju perbaikan ekonomi lokal.