MPHNEW- Takbiran adalah sebuah tradisi keagamaan yang dilakukan oleh umat Muslim di seluruh dunia pada malam hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. Takbiran sendiri berasal dari kata “takbir” yang artinya adalah mengucapkan kalimat Allahu Akbar, yang berarti Allah Maha Besar. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk syukur atas karunia Allah SWT yang telah memberikan kemenangan bagi umat Islam dalam menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan.
Takbiran biasanya dilakukan pada malam terakhir bulan Ramadan, tepatnya setelah terbenam matahari hingga menjelang Shalat Idul Fitri. Takbiran dapat dilakukan di masjid-masjid, di lapangan terbuka, di rumah-rumah, bahkan di jalan-jalan. Suara takbir yang merdu terdengar di seluruh penjuru kota dan membuat suasana semakin meriah.
Di Indonesia, takbiran memiliki tradisi yang khas. Masyarakat biasanya menghias masjid-masjid dan rumah-rumah dengan lampu-lampu warna-warni. Selain itu, masyarakat juga mempersiapkan makanan untuk disantap bersama-sama keluarga dan tetangga. Hal ini menjadi ajang silaturahmi antara sesama umat Islam dalam merayakan kemenangan setelah menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.
Namun, takbiran pada masa pandemi Covid-19 menjadi berbeda. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan takbiran secara berkerumun di jalan-jalan atau di masjid-masjid. Namun, takbiran tetap dapat dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat, seperti melakukan takbiran di rumah masing-masing dengan keluarga terdekat atau dengan mengikuti takbiran secara virtual melalui media sosial.
Takbiran bukan hanya sekadar tradisi keagamaan, tetapi juga merupakan simbol persatuan dan kebersamaan antara sesama umat Islam. Semoga tradisi takbiran tetap dapat dijaga dan dilestarikan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai bentuk rasa syukur dan persatuan dalam menjalankan ibadah. Takbir! Allahu Akbar!