Mphnews- Dalam sebuah simulasi head to head mengenai dua nama calon presiden yang dirilis oleh survei Indikator, Prabowo Subianto kembali memimpin dengan perolehan suara sebesar 45,3%, sedangkan Ganjar Pranowo hanya meraih 41,2%.
Dalam simulasi ini, terlihat bahwa Prabowo Subianto berhasil mengungguli Ganjar Pranowo. Penjelasannya yang paling sederhana adalah karena pendukung Anies Baswedan, yang tidak lolos di putaran pertama, tidak memberikan dukungan kepada salah satu dari ketiga kandidat. Hal ini terlihat dari fakta bahwa dalam survei sebelumnya, tidak ada satu pun dari ketiga nama tersebut yang berhasil mendapatkan lebih dari 50% dukungan. Dengan kata lain, jika ketiga nama ini menjadi calon dalam pemilihan presiden, akan ada putaran kedua,” jelas Burhanuddin Muhtadi, Peneliti Utama Indikator dalam pengumuman hasil survei pada Sabtu (30/9).
Dalam skenario putaran kedua, berdasarkan dua nama teratas dalam survei, yaitu Ganjar versus Prabowo, Prabowo memiliki kecenderungan untuk memenangkan putaran kedua, meskipun perbedaannya berada dalam Margin of Error,” tambahnya.
Namun, perlu dicatat bahwa masih ada sekitar 13,6% suara yang masih tidak pasti dan mungkin akan mengalami perubahan. Hal ini mengacu pada tema survei Indikator yang berjudul “Swing Voters, Efek Sosialisasi dan Tren Elektoral Jelang Pilpres 2024,” yang mengindikasikan kemungkinan perubahan yang signifikan dalam pemilih Swing Voters dan Undecided Voters.
“Oleh karena itu, topik survei kita kali ini adalah Swing voters, yang dapat didefinisikan dengan dua ukuran. Pertama, mereka yang sudah memiliki preferensi, tetapi dapat berpindah hati, sehingga kita dapat bertanya sejauh mana perubahan preferensi mereka, meskipun mereka memiliki referensi kepada Ganjar atau Prabowo,” jelas Burhanuddin.
“Kedua, undecided voters, sekitar 13% dari mereka yang belum memutuskan pilihan calon presidennya. Ini merupakan potensi besar untuk perubahan,” tambahnya.
Yang menarik dalam hasil survei simulasi Head to Head Indikator adalah selisih yang sangat tipis antara Ganjar dan Prabowo, hanya sekitar 4%. Prabowo terus memimpin dalam simulasi head to head dengan Ganjar hingga akhir tahun 2022, meskipun trennya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2021. Ganjar terus mendekati Prabowo secara perlahan namun pasti,” ungkap Burhanuddin.
Burhanuddin juga menjelaskan adanya fenomena “Game Changer” yang membuat Prabowo kembali unggul jika berhadapan dengan Ganjar, terutama karena insiden yang melibatkan PDIP dan pernyataan kontroversial Ganjar mengenai Piala Dunia U-20. Dengan demikian, keunggulan Prabowo Subianto atas Ganjar Pranowo mengalami penyusutan dalam beberapa bulan terakhir.”pungkasnya.